Rumah Sehat

          Pusing, kulit kering dan gatal, gangguan saluran pernapasan, hingga alergi yang datang tiba-tiba. Sekilas tampak sepele, tetapi sebaiknya hal ini tidak diabaikan. Bisa jadi, itu pertanda bahwa rumah yang Anda tinggali tidak sehat.

          Sick building syndrome, demikian terminologi yang diperkenalkan oleh WHO pada tahun 1986 merujuk pada bangunan kantor yang memiliki sirkulasi udara yang tidak baik. Pemahaman ini pula yang digunakan untuk mendefiniskan rumah yang tidak bernapas dengan baik, dikenal dengan sebutan sick home syndrome.

          Rumah yang “sakit” pada dasarnya karena rumah tak “bernapas” dengan baik. Akibatnya, pergantian udara tidak berjalan dengan benar dan akhirnya menciptakan polusi udara. Ya, polusi udara tidak hanya ditemui di jalanan ataupun ruang-ruang publik. Area paling pribadi Anda pun bisa menjadi tempat dengan polusi udara tinggi.

          United States Enviromental Protection Agency mengungkapkan bahwa 6 dari 10 rumah di AS tergolong “sakit”. Artinya, penghuni rumah berpotensi dapat gangguan kesehatan akibat polusi udara di dalam rumahnya. Bayi yang senang merangkak di atas lantai, misalnya, dapat terkontaminasi berbagai kotoran, debu, dan jamur yang tersebar di penjuru rumah.

          Sayangnya, tidak semua orang menyadari intaian tersembunyi ini karena sifatnya yang tak kasat mata. Padahal, dengan tingkat kelembaban tinggi seperti di Indonesia, tanpa adanya ruangan yang cukup terkena udara dan sinar matahari, rumah dapat menjadi sarang yang nyaman bagi jamur untuk tumbuh.

          Patut diketahui pula, bau yang disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia yang melapisi furnitur juga bisa menjadi sumber polusi udara. Seperti halnya bahan volatile organic compounds (VOC) yang bisa ditemui di karpet, cat, ataupun furnitur. Bahan-bahan kimia semacam ini dapat menyebabkan anemia, sinus, kelelahan, hingga risiko kesehatan fatal.

         Sumber lainnya yang perlu ditilik adalah perangkat elektronik seperti  kipas angin dan penyejuk udara. Tilik kembali setiap kisi-kisinya dan telaah, kapankah terakhir kali Anda mengganti filter dan membersihkannya? Ya, alih-alih ingin memberi kesejukan, jamur dan lumut yang tersembunyi di perangkat tersebut bisa tersebar kembali di udara saat digunakan. Anda tidak ingin demikian, bukan?

0 comments:

Mohon untuk berkomentar yang sesuai dengan artikelnya, jangan taruh live link di artikel manapun di blog ini. Harus ada sumber atau beri link dari artikel yang kamu kopas dari blog ini bila ingin kopas