Seks Bebas

A. Pengaruh Seks Bebas Bagi Remaja

 
Sumber: Gakbasi.com

Masa remaja atau masa pubertas adalah fase pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh pada laki-laki dan perempuan. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal.
Misal: - Berat badan bertambah
           - Tinggi badan bertambah
           - Ukuran lingkar dada bertambah
           - Ukuran lingkar panggul bertambah
           - Ukuran lingkar lengan bertambah
           - Adanya perubhan yang progresif pada struktur tulang, otot, saraf, dan kelenjar.

Sedangkan, perkembangan adalah perubahan psikofisik sebagai hasil dari proses. Perkembangan (nonfisik) sangat bergantung pada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
1. Faktor keturunan (herediter)
2. Faktor lingkungan (menguntungkan atau merugikan)
3. Faktor aktivitas anak sebagai subjek bebas yang berkemauan.
4. Kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis.

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses pembelajaran para remaja karena waktu yang tersedia di luar sekolah lebih besar. Lingkungan keluarga dan masyarakat sangat mendukung dalam membentuk kepribadian remaja yang positif dan prestataif.

Perubahan fisik yang cepat dan mendadak ditunjukkan dari perkembangan organ seksual menuju kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya organ genetalia sekunder. Hal ini menjadikan remaja sangat dekat dengan permasalahan seputar seksual.

Seks bebas adalah hubugan seksual di luar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan di luar nikah yang memicu terjadinya aborsi. Selain itu, tentu saja para pelaku seks bebas sangat berisiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan penyakit AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya.

Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung berupa pendarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas.

Secara psikologis seks pranikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.

Selain hal-hal tersebut, akibat yang timbul dengan adanya seks bebas antara lain:
1. Prestasi hasil belajar cenderung menurun.
2. Sering bolos atau izin sekolah.
3. Sering bersikap nekat atau anarkis.
4. Terjadi kawin muda.
5. Drop out dari sekolah.
6. Terjangkit penyakit kelamin (sifilis, gonorhe, HIV, dan lain-lain).

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku seks bebas, antara lain sebagai berikut.
1. Pengalaman seksual.
2. Kepribadian yang negatif.
3. Kontrol dan pengawasan orang tua yang makin menurun.
4. Pola pergaulan yang bebas atau lepas dan orang tua mengizinkan.
5. Lingkungan yang makin pesimis dan permisif.
6. Faslitas pendukung yang diberikan orang tua.
7. Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja.

B. Cara Menghindari Seks Bebas


Keluarga adalah agen utama pembentuk perilaku anak (remaja). Waktu berkumpul dengan keluarga lebih banyak dibanding pertemuan di sekolah yang berkisar hanya 25% dari waktu yang ada setiap hari. Oleh karena itu, diharapkan keluarga mampu menjadi agen utama dalam mencegah dan menanggulangi permasalahan seks yang dihadapi remaja.

Dalam pertemuan, masing-masing anggota keluarga dapat saling berpartisipasi, antara lain dengan
1. Saling mendukung dan berkomunikasi serta mendengar satu sama lain.
2. Menghargai pandangan orang lain.
3. Memberi rasa saling percaya dan saling menghormati.
4. Berbagi tanggung jawab.
5. Membangun kebersamaan, antara lain rekreasi bersama keluarga.

Cara menghindari seks bebas di kalangan remaja, antara lain sebagai berikut:
  1. Mempertebal rasa keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Menghindari berduaan dengan lawan jenis di tempat yang sepi.
  3. Menghindari perilaku yang menimbulkan rangsangan seksual.
  4. Mengekspresikan rasa masa pacaran.
  5. Memperkenalkan teman dekat (pacar) kepada orang tua dan minta izin bila ingin berdua.
  6. Mampu menjaga perilaku seksual yang sehat.
  7. Memilih teman yang berakhlak baik.
  8. Memperbanyak aktivitas olahraga untuk mengisi waktu luang.
  9. Berani mengatakan tidak terhadap ajakan teman untuk melakukan seks bebas.
10. Jangan mudah percaya pada rayuan atau bujukan dan janji-janji manis.

2 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Mohon untuk berkomentar yang sesuai dengan artikelnya, jangan taruh live link di artikel manapun di blog ini. Harus ada sumber atau beri link dari artikel yang kamu kopas dari blog ini bila ingin kopas